Minggu, 20 November 2016

Analisis Subsistem Agribisnis

1. Subsistem agribisnis hulu
Subsistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness) usaha peternakan adalah industri-industri yang menghasilkan sarana produksi bagi peternakan, antara lain industri pembibitan hewan (breeding farm), industri pakan, industri obat-obatan/vaksin ternak, dan industri agro-otomotif (mesin dan peralatan peternakan), serta industri pendukungnya.
a) Bibit
Usaha pembibitan adalah usaha peternakan yang menghasilkan ternak untuk dipelihara lagi dan bukan untuk dikonsumsi. Pemeliharaan ayam bibit merupakan pemeliharaan ayam induk (parent stock) yang di pelihara bersama-sama pejantan (Sudaryani dan Sentosa, 2003).
Industri pembibitan ayam (breeding farm and hatchery) menghasilkan anak ayam (DOC), sekarang ini terdapat beberapa perusahaan berskala besar yang memasok DOC pada peternak yang disalurkan langsung maupun melalui poultry shop
Peternak responden melakukan usaha peternakan ayam ras petelur, kebanyakan memperoleh bibit dari poltry shop dengan sistem pembayaran yang sesuai keinginan peternak. Hasil penelitian menunjukkan semua peternakan ayam ras skala besar melakukan pengadaan bibit dengan sistem pembayaran tunai, alasan mereka adalah dengan sistem tunai mereka mendapatkan harga bibit yang lebih murah dibandingkan sistem pembayaran kredit atau kemitraan.
b) Pakan
Seperti halnya bibit, industri pakan ternak juga berkembang dengan pesat, sudah banyak di Makassar atau bahkan di sekitar Kabupaten Sidrap ini yang menghasilkan pakan ternak ayam ras petelur dengan berbagai macam merk dagangnya.
c) Vaksin dan Obat
Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menular dengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
- Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.
- Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa banyak di kalangan peternak yang berpikir bahwa vaksin merupakan biaya yang cukup mahal, sehingga sering seadanya atau bahkan ditiadakan sama sekali. Padahal jika vaksinasi dilakukan secara benar maka akan diperoleh hasil yang lebih baik dan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan karena program vaksinasi yang dilakukan secara benar akan menjaga kondisi kesehatan ayam dengan cara pembentukan antibody. Dari 19 peternak sampel dalam penelitian ini yang melakukan vaksinasi sebanyak 18, hampir semua sampel peternakan ayam ras memberikan vaksinasi pada ternaknya sesuai yang dianjurkan dinas Peternakan.
2. Subsistem usahatani (Teknis produksi)
Tata Laksana Pemeliharaan
Faktor manajemen pemeliharaan yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan ayam tersebut diantaranya adalah kualitas bibit, sistem pemeliharaan, kandang dan peralatan.
Masa awal atau lebih populer dalam bahasa asing masa starter merupakan masa anak ayam yang berumur 1 hari hingga 6–7 minggu. Masa ini merupakan masa menentukan bagi kehidupan selanjutnya. Pemeliharaan masa awal ini dipakai sistem brooder (induk pemanas).
Semua peralatan dan perlengkapan harus dicuci dan disucihamakan terlebih dahulu dengan menggunakan Rhodalon. Air yang dicampur dengan desinfektan akan mematikan kuman-kuman yang ada di dalam dan di sekitar alat-alat.
Dari hasil pengamatan diketahui aktivitas harian pemeliharaan anak ayam sederhana saja. Prinsip utamanya hanya ketelitian/telaten dan senang pada pekerjaan. Aktivitas pertama dimulai pada pagi hari, membersihkan tempat minum terutama yang menggunakan tempat biasa, bukan tempat minum otomatis, dan mengisinya kembali. Pada saat ini memang anak ayam belum banyak minum sehingga bila sudah lebih dari 24 jam sebaiknya diganti dengan air minum baru.
Setelah tempat minum, ransum ditambahkan di tempat-tempat yang telah tersedia sambil dibersihkan terlebih dahulu. Pada sistem alas litter, tempat makan berbentuk nampan kecil, ransum bisa menjadi kotor oleh percikan sekam dan kotoran anak ayam itu sendiri. Percikan sekam dan kotoran itulah yang perlu dibersihkan terlebih dahulu, barulah ransum ditambahkan. Pemeliharaan pada waktu pagi harus benar-benar melihat keadaan ransum yang ada di tempat makan itu. Bila masih banyak, tidak perlu ditambahkan. Ini penting diperhatikan untuk menghindari ransum yang akan terbuang. Cara pemberian ransum untuk anak ayam petelur yang terbaik adalah pemberian sedikit demi sedikit.
Anak ayam yang tiba di peternakan, kemungkinannya ada yang membawa penyakit dari induk atau dari pembibitannya. Karena itu, pada minggu pertama ini pun sudah harus dilakukan usaha pencegahan penyakit.
Faktor lain yang penting dalam pemeliharaan anak ayam ini adalah pemanas (pada indukan) harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Pemanas sebaiknya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Pemanas yang kurang (anak ayam kedinginan) akan memperlemah daya tahan ayam terhadap penyakit. Di sinilah peran petugas jaga ayam untuk selalu memperhatikan sebaran anak ayam. Memang tampaknya remeh, tetapi dapat berakibat fatal untuk anak ayam.
Faktor yang berkaitan dengan pemanas dan pencegahan penyakit untuk anak ayam adalah angin atau hembusan angin kencang yang masuk ke dalam kandang anak ayam. Anak ayam ini belum mempunyai bulu penutup tubuhnya sehingga anak ayam ini memerlukan pemanas buatan. Adanya hembusan angin kencang ke dalam kandang akan memperendah temperatur sekitar indukan dan membuat ayam kedinginan. Karena itulah pada dua-tiga minggu pertama, ventilasi kandang harus ditutup (terutama pada malam hari dan pada musim penghujan) dengan tirai plastik. Tirai ini dibuka sedikit demi sedikit setelah anak ayam berumur tiga minggu, karena ventilasi yang baik pada siang hari sangat diperlukan bagi usaha pemeliharaan ayam.
Setelah masa awal berakhir maka tiba saatnya ayam memasuki masa remaja atau fase grower. Secara fisik memang tidak ada perubahan yang berarti, ayam masih tetap sama dan ukuran tubuhnya relatif sama. Perubahan yang terlihat hanya dari bulu yang mulai lengkap. Di samping itu kelamin sekunder juga sudah mulai tampak. Walaupun sedemikian belum banyak yang dapat diharapkan dari perubahan yang ada. Ayam masih relatif kecil dan belum dapat berproduksi. Pemeliharaan untuk masa remaja memang tidak jauh berbeda dengan masa awal. Menjelang akhir masa remaja, barulah ada perubahan yang penting dan sudah ada ayam yang mulai bertelur. Ayam selama hidupnya akan mengalami tiga fase pemeliharaan atau tiga masa pemeliharaan, yaitu masa stater (30-66 hari), masa remaja atau grower (60-120 hari), dan masa layer (120 hari sampai afkir).
Selain kegiatan pemberian ransum dan air minum, pengawasan penyakit serta pemeliharaan kebersihan kandang dan sekitarnya merupakan inti dari aktivitas rutin pada pemeliharaan. Semua DOC yang dibeli sudah divaksin Marek dan sudah dipotong paruhnya. Hal ini merupakan bagian dari pelayanan pembibit untuk peternak. Pemberian anti coccy di dalam air minum sebaiknya dilakukan untuk tindakan pencegahan mulai umur 2 hari sampai 5 hari. Pada umur 3 hari atau 4 hari, maka harus divaksin dahulu dengan vaksinasi New Castle Disease (ND) strain B1 melalui tetes mata. Semua vaksin yang dibutuhkan tersebut dijual di toko unggas (poultry shop). Program vaksinasi yang dilakukan adalah vaksinasi ND + Infectious Bronchitis (IB). Vaksinasi ini bertujuan menimbulkan kekebalan ayam terhadap infeksi ND dan IB. Peternak melakukan vaksinasi ini dengan cara tetes mata.
Ayam pada kandang baterai harus diberi perhatian khusus, terutama dalam hal pakan. Pakan yang diberikan adalah konsentrat 30%, jagung 30% dan dedak 40%. Komposisi pakan ini mempunyai titik berat pada jumlah protein yang harus dicapai adalah 17%, bila kurang dari 17% produksi telur akan berkurang. Konsentrat yang digunakan peternak di lokasi penelitian pada umumnya adalah CAL 9 produksi Japfa Comfeed.
Sanitasi kandang harus diperhatikan untuk menjaga kesehatan ayam, seluruh kandang baterai harus disemprot dengan menggunakan desinfektan Penyemprotan dilakukan sebulan sekali dan sebaiknya dilakukan pada siang hari sehingga lebih mudah kering dan kandang tidak lembab.
Seperti biasa penyemprotan dilakukan mulai dari langit-langit kandang hingga pada tempat kotoran ayam.
Berdasarkan hasil penelitian, semua peternakan skala besar melakukan tata laksana usaha peternakan ayam ras petelur ini sesuai yang seharusnya.
3. Subsistem agribisnis hilir
Subsistem agribisnis hilir peternakan ayam ras petelur meliputi subsistem penanganan hasil dan subsistem pemasaran. Dalam suatu sistem agribisnis, nilai tambah komoditi yang paling besar terdapat pada agribisnis hilir di luar budidaya ternak dan sangat potensial dikembangkan.
a) Subsistem penanganan hasil
Telur ayam merupakan produk peternakan yang paling banyak diserap pasar. Kebutuhan masyarakat akan telur setiap tahun mengalami peningkatan. Dalam melaksanakan subsistem penaganan hasil ayam ras petelur yang dipelihara khusus untuk menghasilkan telur konsumsi, tidak terlalu dipermasalahkan oleh peternak di daerah penelitian, karena telur yang dihasilkan setiap hari cukup disimpan di rak telur dengan posisi penyimpanan telur yang benar (bagian yang runcing di bawah) dan disimpan pada suhu yang tidak lembab dapat
Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011
21
mempertahankan masa penyimpanan telur sebelum dijual pada pedagang besar yang kemudian menjual telur tersebut kepada konsumen.
b) Subsistem pemasaran
Pemasaran merupakan proses kegiatan menyalurkan produk dari produsen ke konsumen. Pemasaran merupakan puncak dari kegiatan ekonomi dalam agribisnis peternakan. Subsistem pemasaran dari agribisnis peternakan ayam ras petelur yakni kegiatan-kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas peternakan berupa telur segar. Peternak yang telah menghasilkan produk menginginkan telur-telur yang dihasilkannya diterima oleh konsumen. Kegiatan pemasaran yang termasuk di dalamnya adalah kegiatan distribusi untuk memperlancar arus komoditas dari sentral produksi ke sentral konsumsi, informasi pasar, penyimpanan, pengangkutan, penjualan, dan promosi.
Informasi pasar yang dikumpulkan bukan hanya perubahan harga telur yang terjadi, melainkan juga jenis dan kualitas produk yang diinginkan konsumen, lokasi penjualan telur yang memberikan peluang lebih baik, serta kebutuhan konsumen terhadap produk telur yang dihasilkan. Manfaat yang diperoleh dari pengumpulan informasi pasar yang dilakukan oleh peternak adalah peternak mengetahui dengan jelas jenis dan kualitas produk yang diinginkan konsumen, mengetahui cara pemasaran yang sebaiknya ditempuh agar volume penjualan telur dapat ditingkatkan, dan peternak dapat mengetahui tindakan-tindakan perbaikan yang akan dilakukan agar pelanggan tetap serta jumlahnya dapat ditingkatkan. Pemasaran telur yang paling penting adalah pihak produsen memiliki kekuatan menentukan harga secara layak. Harga jual telur banyak ditentukan oleh mutu telur. Semakin baik mutu telur yang dihasilkan, semakin tinggi harga penjualan telur yang akan diterima.
Saluran pemasaran telur yang biasa dilakukan oleh lembaga pemasaran di Kabupaten Sidrap umumnya menggunakan tiga macam saluran, yaitu : Peternak produsen  pedagang besar  pengecer  konsumen
Pola saluran ini biasa dipilih oleh peternakan ayam ras skala besar yang langsung membawa telurnya ke luar Sidrap misalnya ke Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Makassar. Saluran distribusi semacam ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan sebagai saluran disribusi tradisional. Disini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer, pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
4. Subsistem jasa penunjang
Lembaga jasa penunjang agribisnis ayam ras petelur terdiri atas : fungsi pengaturan (Instansi Dinas terkait), fungsi penelitian (Litbang Pertanian dan Perguruan Tinggi), fungsi penyuluhan (Penyuluh Dinas/Penyuluh Swasta), fungsi informasi (Media cetak/Elektronik dan Komunikasi personal), fungsi pengadaan modal usaha (kredit lembaga keuangan/mitra), fungsi pasar, dan lain-lain.
Pemerintah berfungsi menentukan berbagai kebijakan untuk mendorong pengembangan usaha peternakan ayam ras petelur. Peran pemerintah sebagai stimulator, fasilitator, koordinator, stabilisator, dan perlindungan. Namun saat ini pemerintah lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator. Fungsi penelitian dapat dilakukan oleh Badan Litbang Pertanian dan Perguruan Tinggi mengacu kepada
Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011
22
upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas usaha, agar dapat memberikan peningkatan pendapatan para peternak.
Penyuluhan agribisnis peternakan ayam ras petelur yang dilakukan oleh Dinas Penyuluhan sekarang ini tidak banyak terlibat dalam aspek teknis produksi, tetapi lebih memusatkan perhatian pada penyuluhan tentang kebijakan pemerintah serta penanggulangan pemecahan permasalahan dalam hubungan sosial peternak dengan masyarakat sekitarnya. Artinya, fungsi penyuluhan yang dilakukan berfungsi sebagai sumber informasi dan saling melengkapi dalam membina dan memajukan usaha peternakan ayam ras petelur.
Informasi agribisnis ayam ras petelur dapat disampaikan melalui berbagai media cetak dan media elektronik, dapat juga melalui komunikasi personal oleh peternak serta pedagang sarana produksi peternakan. Peternak dan pelaku agribisnis lainnya cenderung untuk memperoleh informasi terpilih sesuai dengan kebutuhan yang dirasakannya. Karena itu diperlukan informasi agribisnis yang tersedia secara mudah, murah serta substansinya akurat sesuai kebutuhan pelaku sistem agribisnis.